Posted in
Dengan harga terjangkau. Bagaimanakah kinerja platform ini pada Ultrathin notebook? Simak artikel berikut ini.
Setelah munculnya netbook pada akhir 2008 lalu, tren pembelian komputer portabel mulai mengarah pada ukuran kecil serta harga yang terjangkau. Tentunya, prosesor yang digunakan untuk netbook adalah Intel Atom. Intel Atom mampu berjalan dengan pemakaian watt yang rendah sehingga sebuah netbook dapat dinyalakan dengan waktu yang cukup lama. Lalu, bagaimana dengan kinerjanya?
Tentu saja, pengguna harus gigit jari saat program seperti Adobe photoshop harus me-render sebuah gambar atau menonton film full Hi Definition dengan resolusi 1920×1080. Pemakaian monitor 8 inchi (netbook generasi pertama) juga dianggap oleh sebagian kecil orang terlalu kecil untuk sebuah komputer mobile, walau bobot yang dimiliki netbook cukup ringan. Penggunaan graphics onboard yang masih berbasis Intel GMA non HD juga masih kurang bertenaga.AMD melihat beberapa kekurangan tersebut sebagai sebuah peluang. Oleh karena itu, tahun lalu AMD kembali mengeluarkan sebuah standar untuk Ultrathin PC yang terjangkau tetapi memiliki kinerja yang tinggi. Sayangnya, generasi pertamanya dengan prosesor Athlon Neo MV40 sedikit telat muncul ke permukaan dan hanya diadopsi oleh produsen HP saja. Kinerja yang ditawarkan memang lebih baik daripada Intel Atom, tetapi daya yang digunakan tidak mampu menyaingi apa yang telah dilakukan Intel terhadap Atom. Walaupun begitu, langkah AMD untuk merilis pesaing untuk Intel Atom sudah cukup baik.
Beberapa bulan yang lalu, Intel memperkenalkan prosesor dengan kode PineView, sebuah Atom yang memiliki dua buah core dalam sebuah prosesor. AMD pun langsung membalas dengan mengeluarkan prosesor Athlon X2 Neo untuk platform Ultrathin PC-nya. Prosesor ini masih menggunakan proses pabrikasi 65 nm. CHIP kedatangan dua buah notebook yang menggunakan prosesor Athlon X2 Neo L335 dan dipadukan dengan platform Congo. Platform Congo menggunakan Chipset RS780M yang dipadukan dengan SB710. Graphics prosesor yang digunakan minimal adalah HD 3200 yang mampu memutar film dengan resolusi 1080p. Bagaimanakah kinerja yang ditawarkan platform Congo ini? CHIP menguji platform ini dengan menggunakan notebook MSI U230 yang memiliki layar 12″ dan HP Pavilion DM3 yang memiliki layar 13.3″.
SYSMark 2007
MobileMark 2007
3DMarks 2006
HD 3200 tentu mampu menjalankan beberapa game. U230 masih menggunakan graphics onboard HD 3200 (standar platform Congo) sehingga mampu mendapatkan angka 1001 pada 3DMarks 2006. Pavilion DM3 menggunakan HD 4330 sehingga memiliki kinerja yang lebih baik. Pada sistem pembanding dengan prosesor Athlon Neo MV40, graphics onboard yang digunakan adalah X1200 sehinga mendapatkan angka perolehan yang sangat rendah.
Tes Individu
MSI U230 – Performa Notebook Harga Netbook
Komponen MSI mempercayakan hard disk Toshiba dan RAM dari Samsung pada U230
Pada kedua sisi notebook ini akan ditemukan sebuah slot HDMI, D-SUB, tiga buah slot USB 2.0, sebuah port LAN, sebuah SD Card reader, serta dua buah jack audio. Notebook ini juga memiliki sebuah modul WiFi terintegrasi di dalamnya. Sayangnya, Anda tidak akan menemukan modul Bluetooth pada notebook ini.
MSI telah memasangkan sebuah RAM DDR2 dengan kapasitas 2 GB. Untuk kapasitas media penyimpanan, sebuah hard disk Toshiba 250 GB telah terpasang. Kinerja yang ditawarkan MSI pada U230-nya cukup baik. Yang lebih baik lagi, harga yang ditawarkan oleh MSI untuk U230 sekelas dengan harga netbook
kesimpulan Sebuah notebook dengan harga yang mirip dengan harga sebuah netbook. Ukurannya yang kecil membuatnya mudah dibawa ke mana saja.
Game – Left 4 Dead
Game Left 4 Dead merupakan salah satu game yang dapat mengukur kinerja graphics card dan kinerja prosesor. Pada artikel ini, CHIP menguji dua tipe, yang pertama menggunakan low setting dengan resolusi 800×600. Pengujian ini dapat memperlihatkan kinerja sebuah prosesor yang sedikit dibantu dengan graphics card. Pavilion DM3 unggul dengan bantuan graphics card HD 4330-nya. Pada pengujian ini, Atom dengan graphics Intel GMA gagal menjalankan game.
Pengujian kedua CHIP menggunakan resolusi tertinggi. Sayangnya, kedua pembanding pada artikel kali ini tidak dapat mencapai resolusi yang sama dengan kedua notebook yang CHIP uji. HP Pavilion DM3 mengungguli MSI U230 pada game ini. Tentu saja hal ini sangat terbantu oleh ATI HD 4330. Oleh karena itu pada platform Congo, HP Pavilion DM3 lebih cocok untuk Anda yang ingin bermain game dengan menggunakan notebook.HP Pavilion DM3 – Elegan dengan 13.3″
Bonus DVD Writer HP tidak lupa memberikan sebuah optical disc drive
HP melengkapi notebook ini dengan empat buah USB, sebuah slot HDMI, D-SUB, card reader, LAN, dan dua buah jack audio yang terdapat di sisi sebelah kiri dan kanannya. Untuk konektivitas, HP pun sudah melengkapi notebook ini dengan WiFi dan Bluetooth. Untuk layarnya, HP memasang layar 13,3″ yang dapat menampilkan resolusi 1366×768. Satu hal yang cukup disayangkan adalah notebook ini cukup panas saat dipakai dalam waktu yang lama pada bagian handrest sebelah kiri.
Kinerja notebook ini dapat diandalkan. Bahkan, notebook ini bisa dipakai untuk bermain beberapa game. Hal tersebut didukung dengan baterai yang dapat bertahan sampai 250 menit.
kesimpulan Sebuah notebook berplatform AMD dengan kinerja yang baik serta daya tahan baterai yang lama.